Featured

Posko Pemenangan AZAN di Aceh Utara Diresmikan

This is the post excerpt.

Rabu, 16 November 2016 11:43
Posko Pemenangan AZAN di Aceh Utara Diresmikan
TIM Pengurus pememangan Zaini Abdullah/Nasaruddin

LHOKSUKON – Posko pemenangan pasangan calon gubernur/wakil gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah-Nasaruddin, di Desa Alue Mudem, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, Selasa (15/11) diresmikan.

Peresmian posko itu ditandai dengan acara tepung tawar (peusijuek) yang dilakukan oleh ulama dari Kecamatan Samudera, Tgk Razali. Hadir, Ketua Pemenangan AZAN Pusat, Sayed Muhammad, Ketua Umum dan Sekretaris Tim Pemenangan AZAN Aceh Utara Dr Zubir dan Mus Muliadi, serta seluruh tim pemenangan kecamatan.

“Kita berharap kepada tim agar selalu menjaga kekompakan dan keamanan,” ujar Dr Zubir.

Dia juga meminta kepada tim agar tidak terlibat dalam penurunan atribut calon lain, serta tidak menjelek-jelekan kandidat pasangan lain. “Jika ada anggota tim yang terlibat dalam pelanggaran hukum, akan kita diberhentikan dari keanggotaan azan,” pungkasnya didampingi Mus Muliadi.

Dalam kesempatan itu, Sayed Muhammad juga meminta kepada tim yang sudah dibentuk agar bekerja dengan ikhlas di pilkadamendatang. “Abu memang sudah berumur, tapi seorang pemimpin tidak ada istilah tua. artinya selama hayat masih di kandung badan, maka perjuangan masih jalan,” ujar Sayed.(jaf)

Zaini Abdullah: Ishak Daud Anak Paling Bertuah Dalam Perjuangan GAM

01:09 WIB, 02 Desember 2016 ·

Zaini Abdullah: Ishak Daud Anak Paling Bertuah Dalam Perjuangan GAM
Kampanye dialogis Zaini Abdullah di Aceh Timur. Foto: Mahyuddin

ACEH TIMUR – Zaini Abdullah menyimpan kesan mendalam terhadap sosok Ishak Daud. Di mata Gubernur Aceh itu, Ishak bukan sekadar pejuang yang ulet. Dia adalah pemuda tangguh yang memiliki niat tulus membela kepentingan Aceh.

Ishak Daud adalah tokoh penting dalam GAM. Dia dibaiat oleh Tengku Abdullah Musa sebagai anggota Gerakan Aceh Merdeka. Dia masuk dalam daftar 40 pemuda Aceh yang dikirimkan Hasan Tiro untuk mendapatkan pendidikan militer di Libya.

“Bukan saja satu mualem. GAM memiliki banyak mualem yang dikirimkan ke Libya untuk belajar tentang ilmu perang di sana,” kata Zaini Abdullah dalam pertemuan dan silaturrahmi dengan ribuan masyarakat di halaman Hotel Royal Idi Rayeuk, Aceh Timur, Kamis (1/12).

Menurut Zaini, Ishak Daud, memiliki ribuan pendukung setia. Syahdan, saat menjalani sidang di Sabang, ratusan orang hadir untuk mengikuti persidangannya. Padahal penguasa saat itu sengaja meletakkan persidangan di Sabang agar tidak ramai dilihat.

“Di luar dugaan aparat, ternyata orang yang ingin menghadiri persidangan Ishak Daud sangat besar. Hingga kapal tidak mampu mengangkut orang dari Banda Aceh menuju Sabang,” ungkap Zaini.

Selain Ishak, Zaini juga menyebutkan sejumlah nama. Satu di antaranya adalah Din Kapla. Menurut Zaini, mereka adalah orang-orang yang menghargai senior dan menghormati Tuha Peut gerakan.

“Tetapi ada juga yang jalan sendiri dan membelakangi orang tua dalam perjuangan setelah mendapatkan jabatan,” kata Zaini.

Menurut Zaini, banyak bekas kombatan yang tidak lagi sepaham. Zaini juga menuding tak ada lagi demokrasi di partai yang pernah didirikannya. Di partai itu, kata Zaini, tidak ada lagi asas musyawarah. Tindakan pengurus partai itu menyimpang dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.

“Di sini juga hadir orang tua dari Ishak Daud. Seorang ibu pasti dapat merasakan bagaimana pahitnya menjalani hidup sepeninggalan anak tercintanya. Adalah tanggung jawab kita bersama untuk memikirkan nasib beliau. Semoga almarhum (Ishak Daud) mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT, amin,” kata Zaini Abdullah.

Zaini Abdullah Tekankan Syariat Islam di Aceh Utara

09:38 WIB, 01 Desember 2016 ·

Zaini Abdullah Tekankan Syariat Islam di Aceh Utara

ACEH UTARA – Calon Gubernur Aceh Zaini Abdullah melanjutkan kampanye dialogis di Aceh Utara, Rabu (30/11).  Zaini juga mengukuhkan Tim Pemenangan Pasangan Calon Zaini Abdullah dan Nasaruddin (AZAN) Aceh Utara serta tim AZAN se-kecamatan.

Sebelum melakukan orasi politik, Zaini Abdullah juga mengikuti prosesi tepung tawar (pesijuek) yang dilakukan oleh tiga ulama karismatik di daerah setempat.

Dalam orasi politiknya kali ini, Zaini Abdullah menekankan tentang penegakan Syariat Islam. Dikatakan Zaini Abdullah tahun pertama menjadi pemimpin Aceh dirinya telah menandatangani qanun tentang penerapan Syariat Islam di Aceh, yang mana katanya, Gubernur Aceh sebelumnya tidak berani menandatangani hal tersebut.

Kata Zaini Abdullah, tidak ada yang harus ditakutkan untuk menerapkan syariat Islam di Aceh, bahkan dulu orang luar negeri pergi ke Aceh untuk belajar persoalan agama, dan orang Aceh dengan semua hidup rukun.

Dikatakan Zaini, selama dia menjadi pemimpin Aceh, semua apa yang dilakukan tidak kurang dari keterlibatan daripada ulama Aceh. Dengan penegakan syariat islam, sudah mengubah Bank Aceh yang selama konvensional ini menjadi Bank Aceh Syariah.

Kata Zaini, Aceh yang pertama yang melakukan ini, dan ini akan diikuti oleh provinsi lain yang ada di Indonesia. Karena orang Aceh ini adalah merupakan orang terdepan dan menjadi contoh bagi daerah lain. Seperti kemerdekaan NKRI, saat itu seluruh tanah Indonesia sudah dikuasi oleh Belanda, namun tanah Aceh tidak, yang kemudian tanah Aceh lah ini menjadi modal untuk Indonesia merdeka.

“Keterlibatan kita di dalam konflik bukanlah untuk kita ingin memisahkan diri dari NKRI, tidak ada kata-kata dari kita dulu untuk mau pisah dengan NKRI, malah kita yang menjadi terdepan atas kemerdekaan NKRI. Maka perdamaian ini menjadi rahmat bagi kita. Kita hurus jaga ini. Kalau kita lupa dengan dasar kita maka ini akan hancur,” kata Abu Doto—sapaan Zaini Abdullah.

Sementara itu, salah satu perwakilan ulama yang hadir pada kampanye dialogis itu, Tgk Amarduna mewakili ulama lain menyampaikan orasi politik di hadapan massa yang berjumlah sekitar dua ribu itu. Katanya, ada empat Tameeh–tiang dalam bahasa Indonesia untuk membangun negeri; Provinsi Aceh.

Katanya sesuai dengan nomor urutan dari pasangan AZAN, yaitu empat. Tiang pertama katanya, ilmu daripada ulama. Dia menjelaskan dengan adanya ulama, ilmu dari ulama maka pemimpin itu akan berhasil membangun sebuah negeri, dan hal ini sudah dilakukan oleh Zaini Abdullah yang sangat dekat denga ulama-ulama di Aceh. Dengan dukungan dari ulama yang menjadi penasehat, guru maka pasangan AZAN Inshaallah menang.

Kedua, pemimpin yang adil. Dan hal ini katanya, masih ada dalam diri Zaini Abdullah yang sudah memimpin Aceh selama ini. Dapat dilihat dari pembangunan yang dilakukan Zaini Abdullah tidak terfokus kepada satu wilayah. Semua dilakukan untuk menyejahterakan rakyat Aceh.

Ketiga, kata Tgk Amarduna, merupakan dermawannya orang-orang kaya. Maka karena itu orang orang kaya dimohonkan bantuan untuk membangun negeri. Mari sama-sama kita bandu Abu (Zaini Abdullah) untuk membangun negeri ini. Dan keempat, katanya, doa para kaum yang terdzalimi atau kaum tertidas.

“Kita ini orang-orang dizalimi oleh orang lain, minta kepada Allah untuk memenangkan pemimpin yang kita cintai; Zaini Abdullah,” ujarnya.

Tgk Amarduna juga menegaskan, untuk mewujudkan itu semua harus bersama-sama, tidak boleh bercerai berai. Kalau bersama-sama Inshaallah, Allah akan memenangkan, tapi kalau bercerai-berai Allah tidak akan memenangkan suatu kaum.

“Makanya seperti pepatah, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.”

Usai Kematian Ibu dan Anak, Gubernur Aceh Sidak ke RSIA

KAMIS, 01 DESEMBER 2016

Gubernur Zaini memeriksa proses pelayanan medis di RS Ibu dan Anak, Banda Aceh.

BANDA ACEH – Gubernur Aceh Zaini Abdullah mendadak mendatangi Rumah Sakit Ibu dan Anak, Rabu (30/3).

Kabar kematian seorang ibu dan anak pada proses persalinan membuat Zaini merasa prihatin dan ingin melihat langsung kondisi pelayanan media di rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu.

Kemarin, Suryani dan bayinya meninggal dunia di Rumah Sakit Zainoel Abidin usai mendapat rujukam dari RSIA. Di RSIA, Suryani tak bisa mendapatkan pelayanan dan terkatung-katung selama berjam-jam di rumah sakit itu.

Menjelang tengah malam kemarin, Suryani akhirnya mendapatkan surat pengantar dan menjalani operasi caesar di Zainoel Abidin. Sayang, nyawa keduanya tak tertolong.

Zaini datang tanpa pengawalan. Sesampainya di RSIA, Zaini langsung memasuki ruang bersalin tempat korban dirawat. Usai sidak, Zaini menggelar pertemuan dengan jajaran manajerial di rumah sakit itu. Pertemuan tersebut dilakukan tertutup di aula lantai dua rumah sakit itu. Hingga berita ini diunggah, pertemuan masih berlangsung.

Sumber : ajnn.net

Kunjungi : Fanspage Barisan Relawan Zaini Abdullah-Nasaruddin

Pesan : kalau anda baca artikel di atas sudah terbukti kinerja Zaini Abdullah, sangat cepat menanggapi sebuah masalah, tegas, dan selalu memperdulikan rakyat. maka dari itu saya ingin menyampaikan kepada masyarakat Aceh yang ikut Pilkada 2017 dimana pun anda berada pilihlah No.4, mari sama-sama kita dukung Zaini Abdullah dan Nasaruddin untuk meneruskan pembangunan dan memakmurkan rakyat Aceh. jangan salah pilih kalau tidak mau Aceh sengsara dalam waktu 5 tahun kedepan. masa depan Aceh ada pada No.4 yaitu Zaini Abdullah dan Nasaruddin, pilihlah mereka.
-Assalamualaikum

Eks Libya Siap Menangkan Zaini

29 November 2016

20160717-dukung-abu-dt.jpg

BANDA ACEH – Eks kombatan GAM alumni Libya siap menangkan Zaini Abdullah sebagai gubernur Aceh periode 2017-2022.

Para mantan kombatan alumni Libya itu seperti Ridwan Yacob alias Wan Jerman dari Idi, Ir. Abdul Gani (Abu Teupin) dan Anwar Ismail (Nuwek) dari Peureulak mengaku tetap setia kepada Abu Doto–sapaan Zaini Abdullah.

“Beliau adalah pejuang yang paling dekat almarhum Tengku Hasan di Tiro dan pejuang yang telah lama sekali sejak GAM ditubuhkan tahun 1976 lalu,”kata Ridwan Yacob.

Mereka menilai sosok Zaini punya komitmen yang kuat dalam membangun Aceh, sehingga harus diberi kesempatan untuk melanjutkan programnya demi Aceh lebih baik.

Seperti diketahui, Zaini Abdullah telah menyatakan maju kembali sebagai calon gubernur Aceh yang akan berpasangan dengan Nasaruddin–Bupati Aceh Tengah saat ini.

Baca: Abu Doto Komit Pilih Nasaruddin Sebagai Cawagub

Bismillahirahmanirrahim, saya komitmen memilih Nasaruddin sebagai wakil yang mendampingi saya dalam pilkada nanti,” kata Abu Doto–sapaan Zaini Abdullah, Sabtu (16/7) di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang Aceh Besar.

sumber:http://www.ajnn.net/news/eks-libya-siap-menangkan-zaini/index.html

Zaini Abdullah Doakan Nek Tu Terpilih Jadi Bupati Aceh Timur

16:48 WIB, 01 Desember 2016 ·

Zaini Abdullah Doakan Nek Tu Terpilih Jadi Bupati Aceh Timur

ACEH TIMUR – Calon Gubernur Aceh Zaini Abdullah mendoakan agar Ridwan Abubakar alias Nek Tu terpilih sebagai Bupati Aceh Timur. Menurut Zaini, sosok Nek Tu dapat membawa Aceh Timur menjadi daerah yang lebih baik lagi.

“Saya doakan Nek Tu dapat terpilih memimpin  Aceh Timur untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di daerah ini,” kata Zaini Abdullah  dalam konferensi pers, di Idi, Aceh Timur, Kamis (1/12). Dalam konferensi pers itu, Zaini juga didampingi oleh ibu kandung Ishak Daud, Nuriah.

Ishak Daud adalah tokoh penting dalam GAM. Dia dibaiat oleh Tengku Abdullah Musa sebagai anggota Gerakan Aceh Merdeka. Dia masuk dalam daftar 40 pemuda Aceh yang dikirimkan Hasan Tiro untuk mendapatkan pendidikan militer di Libya. Ishak juga menjadi sosok pertama yang mengibarkan bendera Bulan Bintang setelah pengibaran pada 4 Desember 1976 oleh Hasan Tiro di Gunung Halimun, Pidie.

Menurut Zaini, Ishak Daud, memiliki ribuan pendukung setia. Syahdan, saat menjalani sidang di Sabang, ratusan orang hadir untuk mengikuti persidangannya. Padahal penguasa saat itu sengaja meletakkan persidangan di Sabang agar tidak ramai dilihat.

“Di luar dugaan aparat, ternyata orang yang ingin menghadiri persidangan Ishak Daud sangat besar. Hingga kapal tidak mampu mengangkut orang dari Banda Aceh menuju Sabang,” ungkap Zaini.

Zaini dan rombongan berkunjung ke kawasan timur Aceh sebagai bagian dari kampanye dialogis. Di sana, Zaini bertatap muka dengan ribuan orang, terutama bekas kombatan GAM dan keluarga mereka.

Selain bercerita tentang Ishak, Zaini menjelaskan tentang pembangunan Jalan Gayo Lues-Lokop-Perelak yang masuk dalam program 14 ruas jalan Pemerintah Aceh. Dalam kesempatan itu, Zaini juga mengungkapkan sejumlah anggaran yang diplot untuk bekas kombatan GAM sebagai realisasinya menyejahterakan kombatan GAM saat memerintah Aceh.

Dana untuk membangun kemandirian kombatan itu dialokasikan Zaini di awal-awal menjabat sebagai Gubernur Aceh. Total alokasi mencapai Rp 650 miliar. Dana itu dititipkan di sejumlah Satuan Kerja Perangkat Aceh. “Sayang mereka yang diberikan amanah untuk menyalurkan bantuan ini tidak amanah,” kata Zaini yang akhirnya memutuskan untuk menyetop pemberian dana dan mengalihkannya kepada program lain.

Sejak 2013 hingga 2016, Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Zaini juga membangun sedikitnya 15 ribu unit rumah untuk kaum dhuafa. Zaini berjanji akan melanjutkan program itu di 2017. “Kelak jika Allah mempercayakan saya kembali memimpin Aceh, ini akan terus dilakukan.”

Gubernur Aceh Tak Sabar Ingin Kembangkan KEK Arun Lhokseumawe

Gubernur Aceh ZAINI ABDULLAH
 
 

BANDA ACEH – Gubernur Aceh Zaini Abdullah membahas percepatan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL) dalam rapat yang berlangsung di pendopo.

“Rencana awal pengusulan Kekal ini akan dilakukan oleh Kementerian Perindustrian,” kata Zaini Abdullah di sela-sela pertemuan yang berlangsung di Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh.
Dia menjelaskan setelah diadakan rapat yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian beberapa waktu lalu, muncul wacana dari pemerintah pusat agar pengusulan KEKAL dilakukan oleh konsorsium pengelola KEKAL yang terdiri dari BUMD dan BUMN yang saat ini beroperasi di kawasan tersebut. “Pemerintah Aceh memiliki pandangan berbeda setelah menimbang berbagai faktor termasuk nilai historis kawasan KEKAL dan berbagai faktor strategis lainnya, maka lebih baik diusulkan langsung oleh Pemerintah Aceh,” kata Zaini.
Pemerintah Aceh meminta dukungan penuh dari Kemenko Maritim, Kementerian Perindustrian dan Sekretaris Dewan KEK Nasional agar keinginan Pemerintah Aceh mendapat persetujuan dari Dewan KEK Nasional.
“TIM Percepatan Pengembangan KEKAL Aceh telah menyiapkan konsep pengembangan KEKAL sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Aceh,” katanya.
Dalam pertemuan yang turut dihadiri Direktur Pengembangan Wilayah Industri II Kementerian Perindustrian, Busharmaidi, Direktur Infrastruktur Deputi III Kemenko Maritim, M Firdausi Manti, Perwakilan Dewan KEK Nasional, Mardi Santoso, Zaini meminta kejelasan dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh menyangkut mekanisme hak kelola aset ex-kilang LNG Arun yang saat ini kepemilikannya telah dialihkan ke Pemerintah Pusat dan tercatat di Direktorat Jenderal Kakayaan Negara (DJKN).
Zaini Abdullah berharap proses pengusulan pengelolaan KEKAL dapat segera dilakukan agar Perpres dapat segera turun dan dapat dilanjutkan untuk melaksanakan tahapan selanjutnya dalam mengembangkan KEKAL.
“Kami minta dukungan dari Kemenko Maritim, Kemenperin dan Dewan KEK Nasional dan pihak terkait lainya untuk mempercepat proses pengusulan ini,” katanya.
Direktur Pengembangan Wilayah Industri II Kementerian Perindustrian, Busharmaidi dan Direktur Infrastruktur Deputi III Kemenko Maritim, M. Firdausi Manti menyambut baik langkah yang diambil Pemerintah Aceh dan mendukung sepenuhnya terkait pengusulan KEK yang akan dilakukan oleh Pemerintah Aceh.

Gubernur Ajak Masyarakat Memakmurkan Masjid  

PIDIE – Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, mengajak masyarakat untuk menjadikan Bulan Ramadhan ini sebagai momen untuk mendekatkan diri dengan Masjid. Gubernur menghimbau agar masyarakat memakmurkan Masjid dan Mushalla yang telah dibangun, dengan membuat sejumlah program pendidikan Al-Qur’an dan program pendidikan Islami lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh pria yang akrab disapa Doto Zaini itu, dalam sambutan singkatnya pada acara Silaturrahmi dan Buka Puasa Bersama dengan Masyarakat Simpang Tiga, Minggu (19/6/2016).
Kegiatan yang dihadiri oleh seribuan masyarakat ini, dipusatkan di Masjid Jami’ At-Taqwa, Gampong Bunien, Kecamatan Simpang Tiga. Dalam kesempatan tersebut Gubernur juga menyerahkan santunan kepada 400 anak yatim yang ada di Kecamatan Simpang Tiga.
“Jangan di siasiakan, bukan seberapa megah di bangun, tapi seberapa cintanya kita kepada Masjid yang baru dibangun sehingga tumbuh semangat kita untuk memakmurkannya. Buatlah sejumlah program pendidikan untuk mendekatkan masyarakat dan generasi muda dengan Masjid,” pesan Doto Zaini.
Gubernur menambahkan, bahwa Masjid bukan merupakan tempat untuk beribadah semata, namun Masjid juga merupakan sarana bagi masyarakat untuk membentengi diri dari masuknya aliran sesat dan peredaran narkoba.
“Bila para anak-anak kita rajin di Masjid, maka secara otomatis, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih tentang ilmu agama, ini merupakan modal bagi mereka untuk menolak setiap ajaran sesat serta masuknya pengaruh buruk penyalahgunaan narkoba di wilayah ini,” tambah Gubernur.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menjelaskan, bahwa saat ini Pemerintah Aceh sedang menyusun berbagai program untuk mendukung keberlanjutan pendidikan anak yatim.

“Jangan sampai anak-anak kita ini terhenti sekolahnya hanya karena ketiadaan biaya, padahal mereka memiliki potensi yang sangat besar untuk maju dan sukses serta berdayaguna bagi pembangunan Aceh di masa depan.”
Untuk diketahui bersama, dalam beberaapa tahun ini Pemerintah Aceh telah mengucurkan dana untuk mendukung program pendidikan generasi muda Aceh. Tidak hanya para anak yatim, Pemerintah Aceh juga aktif memberikan beasiswa kepada para siswa berprestasi dan para hafidz Al-Qur’an untuk melanjutkan pendidikannya, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sementara itu, untuk program pembangunan rumah dhuafa, Gubernur meminta Geuchik dan aparatur gampong terkait untuk mendata siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan pembangunan rumah tersebut.
“Setelah mendapatkan data, Pemerintah Aceh akan menurunkan tim untuk melakukan verifikasi, apakah seseorang benar-benar layak mendapatkan batuan ruah. Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran,” kata Doto Zaini.
Kegiatan silaturrahmi dan peberian santunan kepada anak yatim tersebut juga diisi dengan tausyiah singkat yag disampaikan oleh Prof Syahrizal Abbas, Kepala Dinas Syari’at Islam Aceh. Dalam tausyiahnya, Prof Syahrizal menekankan tentang keutamaan memakmurkan Masjid.
“Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memakmurkan Masjid, mulai dari Qiyamul Lail, pengajian rutin, TPQ dan TKI. Kemakmuran Masjid adalah salah satu sarana utama untuk mengganjal masuknya pengaruh buruk globalisasi dan moderinasi, yaitu narkoba, aliran sesat, pornografi, penyimpangan seksual dan berbagai hal buruk lainnya.”
Prof Syahrizal juga mengajak para hadirin untuk melaksanakan Tujuh Amalan harian Rasulullah. Syahrizal menegaskan, jika diamalkan, maka tujuh Sunnah ini akan akan membuat kelompok masyarakat yang mengamalkannnya mendapatkan berkah dari Allah.
“Yang pertama, setiap mukmin tidak boleh lepas dari wudhuknya, Rasulullah dalam sejarah hidupnya tidak pernah terlepas dari wudhu dalam keseharianya. Mengapa demikian? Karena wudhu atau keadaan bersuci akan menjadi benteng pertama dari masuknya perbuatan maksiat,” tambah Prof Syahrizal.
Selanjutnya, Shalat Sunat Dhuha, melaksanakan shalat secara berjama’ah karena hal ini akan memperkuat silaturrahmi dan mengeratkan rasa kekeluargaan antar masyarakat.
Hal lain yang juga menjadi amalan harian Rasulullah adalah gemar melaksanakan Shalat Tahajud, bahkan hingga kaki Rasulullah bengkak. “Hal ini dibuktikan oleh beberapa hadits yang menyatakan, bahwa istri Rasulullah menyaksikan sendiri dengan perasaan sedih kaki suami tercintanya bengkak-bengkak karena melaksanakan Shalat Tahajjud. Jika Rasulullah yang sudah dijamin masuk Surga Shalatnya seperti itu, bagaimana dengan kita?” tanya Prof Syahrizal.
Amalan selanjutnya adalah, puasa sunnah Senin-Kamis, membaca dan mentadabburi Al-Qur’an serta menyantuni dan menyayangi anak yatim.
Prof Syahrizal menegaskan, jika suatu kelompok masyarakat melaksanakan tujuh amalan harian tersebut secara bersama-sama, maka Allah akan memberikan berkah yang berlimpah kepada mereka.

Zaini Abdullah Tiba di Aceh Utara Wilayah Pasee bersama istri dan disambut begitu meriah oleh masyarakat Aceh Utara

19:32 WIB, 30 November 2016 ·

Zaini Abdullah Tiba di Aceh Utara Wilayah Pasee

ACEH UTARA – Calon Gubernur Aceh Zaini Abdullah tiba di Rumah Pemenangan Pasangan Calon Zaini Abdullah dan Nasaruddin (AZAN) Aceh Utara, Rabu (30/11).

Dalam agenda kali ini, Zaini Abdullah akan melanjutkan kampanye dialogis dengan masyarakat di wilayah Pasee. Selain itu, pada kesempatan tersebut, Zaini Abullah juga akan mengukuhkan Tim Kampanye dan Pemenangan AZAN Kabupaten Aceh Utara, serta Tim Pemenangan AZAN kecamatan se kabupaten tersebut.

Pantauan AJNN, Zaini Abdullah disambut dengan shalawat yang dibacakan oleh para santri di AZAN Center Aceh Utara Wilayah Pasee itu. Abu Doto–sapaan Zaini Abdullah, yang didampingi istrinya Umi Niazah juga dikalungkan bunga oleh ulama setempat.

Zaini Abdullah juga mengikuti proses pesijuek oleh ulama dan tokoh wilayah setempat.

Sampai berita ini diturunkan, massa yang ingin mengikuti kampanye dialogis Zaini Abdullah terus datang di Jalan Medan-Banda Aceh, Gampong Alue Mudem, Lhoksukon. Terlihat sekira seribu massa sudah merapat.

Peduli dengan Aceh, Pilih Kembali Abu Doto Zaini

11:10 WIB, 30 November 2016 ·
Peduli dengan Aceh, Pilih Kembali Abu Doto Zaini
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Zaini Abdullah-Nasaruddin

Oleh: Ambo A. Ajis

Ingat!, hanya tinggal menghitung hari, masa depan Aceh ditentukan dari telunjuk pemilih tetap di Pilgub Aceh Tahun 2017.”

Kutipan di atas, sekadar mengingatkan kita bahwa masa depan Aceh, sesungguhnya ada di ujung telunjuk yang bertinta demokrasi. Hanya, sebuah jari telunjuk yang menusuk kertas suara, dan, byar!! lahirlah pemimpin yang bernama Gubernur Aceh Periode 2017-2022.

Sungguh sederhana, dan tidak terlalu sulit untuk dipahami, bahwa perangkat demokrasi melalui pemilihan umum atau pencoblosan di bilik suara oleh pemilik suara (konstituen) tidaklah rumit, atau tidaklah sulit dan tiada berbeda dengan rutinitas kita sehari-hari. Misalnya, bangun subuh, salat subuh, lalu minum kopi, kemudian keluar rumah, lalu menyempatkan diri ke bilik suara dan mencoblos kertas suara, dan ‘trap! … dan, tidak lama kemudian, pekerja quick qount merilis calon pemenang, dan, seseorang di luar sana sudah diperkirakan menjadi Gubernur Aceh periode 2017-2022. Sederhana bukan…Tetapi benarkah sesederhana itu?

Secara alamiah, bisa jadi sangat sederhana, karena rutinitas pencoblosan bukanlah perkara istimewa. Sebagai bangsa Indonesia, kita telah berulangkali melakukan rutinitas pemilu, baik itu untuk memilih presiden, gubernur, bupati atau wali kota. Lain lagi, pemilu legislative (wakil rakyat), pemilihan geuchik, juga kepala lorong, pemilihan tuha peut, dan sebagainya. Artinya, soal pencobolasan baik di musim pemilihan, nyatanya bukan hal yang istimewa.

Tetapi, cobalah melihat pemilihan kali ini (pemilu gubernur Aceh) dalam kacamata masa depan. Bahwa, akan sungguh celaka jika, Gubernur Aceh yang terpilih, nyatanya tidak memiliki kemampuan menjadi seorang gubernur yang bekerja untuk rakyatnya. Mengapa celaka, karena kita harus menunggu lima tahun lagi untuk mengubah situasi yang sudah terlanjur membuat derita tersebut. Barangkali, di titik inilah, perlunya keseriusan dari seluruh pemilik suara di Aceh untuk memahami benar, seperti apa kemampuan calon-calon gubernur Aceh tahun 2017-2022.

Memilih Abu Doto Zaini Abdullah sebagai gubernur adalah pilihan yang tepat. Sebagai seorang berlatar belakang dokter yang memahami anotomi dan pikiran manusia, beliau teruji dengan baik. Sebagai seorang pejuang yang memperjuangkan harkat kemanusiaan bangsa Aceh, sudah terbukti dari rekam jejak dan pengalaman beliau. Sebagai seorang politikus Gerakan Aceh Merdeka yang dipercaya Yang Mulia Wali Nanggroe Muhammad Hasan di Tiro yang tumbuh dan memaksimalkan dirinya sebagai pelobi tingkat tinggi GAM, telah terbukti sebagaimana sejarah mencatat kemampuan beliau. Sebagai seorang mentero GAM yang sangat piawai berkomunikasi nasional dan internasional, tak terbantahkan.

Dan, apabila ada orang yang yang hendak menghitung kontribusi Abu Doto “AZAN” dalam mendamaikan Aceh-Indonesia, sungguh, saya kira tak akan bisa menjangkau angka-angka kontribusinya walau dihitung alat modern setingkat kalkulator atau computer sekalipun.

Ketahuilah, kemampaun Abu Doto “AZAN” sesungguhnya tidak lepas dari bimbingan dan kepercayaan besar dari Yang Mulia Wali Nanggroe Muhammad Hasan di Tiro. Dan meskipun posisi beliau istimewa dalam diri Yang Mulia Wali Nanggroe Muhammad Hasan di Tiro, tidaklah mengurangi rasa hormat dan sikap bersahajanya dalam menerjemahkan perintah-perintah Yang Mulia Wali Nanggroe Muhammad Hasan di Tiro di lapangan politik dan lapangan social budaya.

Bagi seorang Abu Doto, loyalitas kepada Wali Nanggroe Muhammad Hasan di Tiro bersifat mutlak dan tidak bisa terbayarkan. Ini adalah sikap tulus seorang pejuang kepada guru sekaligus pembimbing ideologis. Dan, barangkali tidaklah berlebihan jika kita menyebut Abu Doto sebagai salah satu anak ideologis dari Wali Nanggroe Muhammad Hasan di Tiro.

Kepemimpinan Abu Doto Zaini Abdullah selama menjadi Gubernur Aceh tahun 2012-2017, berhasil membuka mata rakyat Aceh, dimana anak ideologis Hasan di Tiro ini mampu membangun bangsanya. Kecintaannya kepada Aceh di wujudkan melalui program-program kemasyarakata dan pembangunn yang mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh semakin hari semakin baik. Trend positif Aceh hari ini, menunjukan semakin banyak warga Aceh yang mampu memperkuat ekonomi keluarganya, semakin ada peluang menikmati dunia pendidikan, semakin baiknya infrastuktur jalan, jembatan, irigasi dan sektor-sektor ekonomi lainnya. Demikian juga keberpihakan Abu Doto terhadap nasib buruh, masyarakat pesisir (nelayan, petambak garam dan sebagainya) juga kepada tenaga honorer yang diperjuangkan menjadi PNS adalah bukti nyata Abu Doto bekerja untuk rakyat Aceh.

Sungguh, akan sangat disesalkan, jika rakyat Aceh, selaku pemilik suara, ternyata meninggalkan Abu Doto dalam pemilihan Gubernur Aceh tahun 2017 nanti. Yang saya yakini menjadi sebuah penyesalan yang akan menyakiti sejarah ingatan kita. Mengapa, karena Abu Doto yang mampu telah dan membuktikan diri mampu bekerja keras berpuluh tahun untuk mengembalikan hak-hak orang Aceh, baik itu dari kalangan GAM, kalangan sipil maupun kalangan lain yang terkena imbas konflik, ternyata tega meninggalkan Abu Doto “ternyata “dikhianati” oleh mereka yang sudah diperjuangkannya.

Tetapi, agak melegakan bahwa ada antusiasme masyarakat Aceh hari ini di Lhokseumawe, Bireun, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, Aceh Jaya, Aceh Barat, Abdya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Subulussalan, Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa dan Aceh Tamiang, kepada Abu Doto. Sebuah antusiasme yang kita harapkan adalah kejujuran, kemauan, keinginan untuk menjadi basis suara pasti Abu Doto yang mendukungnya melanjutkan pembangunan Aceh 2017-2022.

Insyaallah, jika Abu Doto Zaini Abdullah dan Wakilnya Nasruddin terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh tahun 2017-2022 kelak akan terus menjawab kebutuhan rakyat Aceh sekaligus memastikan Aceh mendapatkan kejayaannaya melalui program-programnya yang pro rakyat Aceh. Wallahu A’lam bishawab.

Penulis adalah pemerhati sosial politik di Aceh